Profil | Biografi Ebiet G. Ade


Nama lahir Ebiet G. Ade : Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far

Tanggal Lahir Ebiet G. Ade:
21 April 1954

Tempat Kelahiran Ebiet G. Ade : Wanadadi, Banjarnegara, Indonesia

Pekerjaan Ebiet G. Ade : Penyanyi
Tahun aktif Ebiet G. Ade : 1979 - sekarang

Pasangan Ebiet G. Ade : Koespudji Rahayu Sugianto

Anak Ebiet G. Ade : Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih,
Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas,
Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih,
Segara "Dega" Banyu Bening

Orang tua Ebiet G. Ade : Aboe
Dja'far (ayah Ebiet G. Ade), Saodah (ibu Ebiet G. Ade)

Situs web Ebiet G. Ade : http://www.koleksilagukesukaan.blogspot.com

Abid Ghoffar bin Aboe Dja'faratau lebih dikenal dengan namaEbiet G. Ade(lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954) adalah seorang penyanyidan penulis lagu, berkewarganegaraan Indonesia.
Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal kariernya, ia memotret suasana kehidupan Indonesiapada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua laguditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali laguSurat dari Desayang ditulis oleh Oding Arnaldi danMengarungi Keberkahan Tuhanyang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kehidupan pribadi Ebiet G Ade

Ebiet G Ade terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di Wanadadi, Banjarnegara. Ia merupakan anak termuda dari 6 bersaudara, Aboe Dja'far(ayah Ebiet G Ade) yang berprofesi seorang PNS, dan Saodah(ibu Ebiet G Ade)seorang pedagang kain.
Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi—kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.

Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Di sana ia aktif di PII(Pelajar Islam Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Madakarena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E.
Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaus merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.

Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakartapada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib(penyair), Eko Tunas( cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboromenjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.

Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekadar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.

Karier Ebiet G Ade

Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakartadan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson,Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.

Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipinauntuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album Camellia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.

Ebiet G. Ade pernah juga melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nyaZaman. Ia menyertakan Addie M.S.dan Dodo Zakariasebagai rekan yang membantu musiknya.

Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979- 1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah.

Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995ia mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas(didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun(didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project). Pada tahun 1996ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang(didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album Gamelanyang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelanoleh Dwiki Darmawan dan Kiwir. Pada tahun 2000Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cintadan tahun 2001ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.

Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi yang terilhami oleh alam, sosial, ketuhanan dan kemanusiaan sehingga wajar ada beberapa lagunya yang terinspirasi oleh bencana alam, sehingga lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.

Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary(didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama.

Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di Metro TVcukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.

Singles Ebiet G. Ade

Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan Juni 1978, ia menulis " Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981, ia menulis " Sebuah Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya KMP Tampomas IIdi Kepulauan Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggungpada 1982, ia menulis " Untuk Kita Renungkan ". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan saat kejadian kecelakaan kereta api Bintaro.

Keluarga Ebiet G. Ade

Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982, ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan:

*.Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982)

*. Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas(lahir 6 Januari 1986)

*.Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987)

*.Segara "Dega" Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989).


Mereka bertempat tinggal di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.. Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki bakat musik, dan sering mewakili Ebiet dalam mengeceksound systemmenjelang ayahnya manggung. Anak keduanya pun sudah merambah ke dunia musik, dan dikenal dengan nama panggungAdera. Ebiet juga seorang penggemar golf, namun sejak terjadinya bencana tsunami 2004, ia tidak pernah lagi main golf.

Reuni 4E Ebiet G. Ade

Sejak berpisah selama lebih dari 30 tahun lantaran menjalani kehidupan masing-masing, empat sekawan yang terdiri Ebiet G. Ade, Emha Ainun Nadjib, Eko Tunas, dan E.H. Kartanegara akhirnya dipertemukan kembali dalam sebuah acara Reuni 4E yang diselenggarakan oleh CressinDo Press di Taman Budaya Tegal, 6 April 2013, bersamaan dengan peluncuran buku kumpulan cerita pendek ( cerpen)Tunas, karya Eko Tunas.

MemBers EGA Ebiet G. Ade

Sejak merilis album pertama sampai sekarang, Ebiet tidak pernah kehilangan penggemar. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan sebagaian berada di luar negeri. Kelompok nirlaba itu bernama MemBers EGA (Membumi Bersama Ebiet G. Ade). Selain menjadi ajang apresiasi, komunitas ini dibentuk untuk menjalin komunikasi, kekerabatan, dan persaudaraan antar sesama pencinta lagu Ebiet. Tak jarang Ebiet beserta keluarganya terlibat langsung dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh komunitas itu, antara lain penanaman pohon dan penyerahan bantuan di daerah bencana.

Diskografi Ebiet G. Ade

Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat.

Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.

Album studio Ebiet G. Ade
*. Camellia I(1979)
*. Camellia II(1979)
*. Camellia III( 1980)
*. Camellia 4(1980)
*. Langkah Berikutnya(1982)
*. Tokoh-Tokoh(1982)
*. 1984(1984)
*. Zaman(1985)
*. Isyu!(1986)
*. Menjaring Matahari(1987)
*. Sketsa Rembulan Emas(1988)
*. Seraut Wajah(1990)
*. Kupu-Kupu Kertas(1995)
*. Cinta Sebening Embun(1995)
*. Aku Ingin Pulang(1996)
*. Gamelan( 1998)
*. Balada Sinetron Cinta(2000)
*. Bahasa Langit(2001)
*. In Love: 25th Anniversary( 2007)
*. Masih Ada Waktu( 2008)
*. Tembang Country 2( 2009)
*. Serenade( 2013)

Album Kompilasi Ebiet G. Ade
*.Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade(1987)
*. Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade(1987)
*.Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade(1987)
*.Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade(1987)
*.20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade(1988)
*. Perjalanan Vol. I(1988)
*. Perjalanan Vol. II(1988)
*.Seleksi Album Emas(1990)
*.Seleksi Album Emas II(1994)
*.16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade(1995)
*.Kumpulan Lagu-Lagu Religius(1996)
*.Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II(1996)
*.21 Tembang Puisi Dan Kehidupan(1996)
*.20 Lagu Terpopuler(1997)
*.Lagu-Lagu Terbaik(1997)
*.Renungan Reformasi(1997)
*.16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade(1997)
*.12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade(1979-1986; 1997)
*.12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II(1979-1986; 1997)
*.Ilham Seni(1998)
*.Best of the Best(1999)
*.Akustik(2001)
*.Balada Country(2002)
*.M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara(2002)
*.Nyanyian Cinta(2003)
*.Tembang Renungan Hati(2003)
*.Tembang Slow(2004)
*.Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik(2004)
*.22 Lagu Hits Sepanjang Masa( 2005)
*.Yogyakarta( 2006)
*.Tembang Cantik(2006)

Lagu Ebiet G. Ade dari album lain
*.Untuk Anakku Tercinta(1982) dalam album "ASEAN Pop Song Festival ke 2".
*.Surat Dari Desa( 1987) dalam album " Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987" ditulis oleh Oding Arnaldi.
*.Berita kepada Kawan(1995; versi duet dengan M. Nasir)
*.Mengarungi Keberkahan Tuhan(2007; ditulis bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dalam album " Rinduku Padamu".

Penghargaan Ebiet G. Ade

Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain:
*.18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari albumCamellia IhinggaIsyu!
*.Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
*.Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985)
*.Penghargaan Diskotek Indonesia ( 1981)
*.10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
*.Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
*.Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989- 1992)
*. BASF Awards( 1984- 1988)
*.Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia( 1997)
*.Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
*.Planet Muzik Awards dari Singapura( 2002)
*.Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
*.Duta Lingkungan Hidup ( 2006)
*.Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
*.Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.


Sekian dulu profil/biografi Ebiet G. Ade yang bisa kami persembahkan bagi pengunjun blog KOLEKSI LAGU KESUKAAN sekalian, profil/biografi Ebiet G. Ade ini kami kutip dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat.





















Post a Comment for "Profil | Biografi Ebiet G. Ade"